
Nyanyian polifoni sakra lazimnya menggunakan nyanyian pokok (maupun teks) dari nyanyian Gregorian (Gregorian chant), dan disusun menggunakan tangga nada (modus) tertentu (biasanya menyesuaikan dengan tangga nada nyanyian pokoknya) untuk mengekspresikan suasana nyanyian. Imitasi dekoratif dipasangkan pada nyanyian pokok menggunakan variasi spesies kontrapung (counterpoint), dan dapat bergerak sejajar maupun berlawanan terhadap nyanyian pokok. Pada nyanyian polifoni sakra sering ditambahkan pula aksen (accidentals) maupun variasi nada disonan (dissonance) untuk membuat pergerakan setiap suara makin dinamis. Tekstur musik polifoni sakra disusun lebih menyatu (blend) agar kaya harmoni; berbeda dengan tekstur musik organum – nyanyian yang menjadi awal mula lahirnya nyanyian polifoni – pada jaman medieval (periode sebelum 1450), yang dibuat kontras.

Selain Palestrina dan Vittoria , ada banyak komposer lain yang menciptakan nyanyian polifoni sakra, antara lain: Anerio, Guerrero, Lassus dan Byrd. Mereka termasuk dalam kelompok komposer nyanyian gereja (school) di Roma (Italia), Spanyol, Franco-Flemish dan Inggris. Melalui penggunaan teks dan tangga nada yang seusai, serta variasi teknik kontrapung, mereka menghasilkan banyak nyanyian polifoni sakra yang berbobot. Nyanyian polifoni sakra mencapai puncaknya pada era Palestrina, dan kemudian diteruskan oleh Vittoria (1548-1611).
[HYT4CVJ]
No comments:
Post a Comment